Penderita
kencing manis, (diabetes mel;itus)
memang sangat membatasi gula yang berkalori. Untuk itu, mereka
menggunakan pemanis yang tak berkalori, sehingga dengan adanya pemanis buatan,
buat mereka adalah suatu berkah tersendiri, paling tidak mereka masih bisa
merasakan manis tanpa harus cemas berlebihan.
Sungguhpun demikian penggunaannya harus terkontrol. Orang-orang yang
berat badannya berlebihan (obesitas), atau bagi mereka yang ingin mempertahnkan
kerampingannya memang sangat tertolong dengan pemanis buatan ini.
Sekarang ini
sudah banyak jenis makanan atau minuman diet yang mengandung pemanis bua tan.
Bukan Cuma sirup dan klue-kue kering, tapi juga kecap,minuman ringan bersoda
/soft drink dan makanan –makanan sambilan lainnya. Bagi penderita diabetes
adanya penmanis buatan sangat menolong mereka, paling tidak kenikmatan
makan tidak berkurang. Tapi harus tetap
diingat selain bahay karsinogennya, penggunaan bahan pemanis
buatan juga harus diimbangi dengan konsumsi karbohidrat kompleks terbatas.
Kalau tidak kadar gula akan tetap tinggi. Karbohidrat kompleks banyak terdapat
dalam bahan makanan pokok seperti nasi, mie, umbi-umbian.
Tidak beda
juga bagi pengguna bahan pemanis buatan yang kegemukan. Pembatasan konsumsi
gula pasir, dan menggantinya dengan pemanis buatan yang nilai kalorinya rendah
atau kosong sama sekali tidak akan ada gunanya selama karbohidrat kompleks dan
lemak tidak dikendalikan. Dengan demikian bahan pemanis buatan sifatnya
hanyalah sebagai pelengkap semata. Melihat pada bahaya komulatifnya, dikemudian
hari, ada baiknya jika pengguna bahan pemanis buatan utamanya sakarin
dan siklamat dibatasi serendah dan
sejarang mungkin. Untuk menggantikan
berkurangnya rasa manis ini, imbangi dengan mengkonsumsi buah-buahan.
Aspartam tidak dianjurkan penggunaannya bagi
pengidap fenilketonuria, penderita
penyakit lemah mental turunan yang tidak bisa memetobolismekan fenilalanin. Karena aspartam sendiri merupakan senyawa dari fenilalanin dan asam aspartam.
Namun demikian karena tersusun atas asam amino, maka aspartam bisa
dimetabolismekan dengan sempurna dalam tubuh, sebagai mana asam amino dalam
protein pada umumnya. Di Amerika bahan pemanis ini sudah dilarang agar tidak
digunakan sama sekali. Badan pengawas obat dan makanan di sana (US FDA United
States Food and Drug Administration) mengumumkannya.
Untuk
melindungi masyarakat pengguna pemanis buatan, kementrian kesehatan RI
mengeluarkan Permenkes (Peraturan menteri kesehatan RI) mengenai tingkat konsumsi maksimum yang
disarankan konsumsi maksimim adalah 40 mg per berat badan per hari untuk itu para konsumen makanan atau minuman
yang mengandung pemanis buatan disarankan agar selalu membaca lebel kemasan.
Jangan sampai produsen menggunakannya berlebihan. (A.Hary/brp sbr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar